sebelum
istirahat malam (kalo orang banten mah tilem atanpi sareh) kebiasaan saya pasti selalu berfikir
tentang sesuatu. Entah itu tentang sawah-sawah yang mulai sulit mendapatkan air
bersih (seluruh sungai di daerah tirtayasa pontang tanara sudah di cemari
limbah) :'( , tentang bagaimana caranya saya bisa membeli mobil lamborghini :D
atau tentang bisul tumbuh subur di hidung sya yang memang tak mancung hehehe
babeh iwan lagi aja inimah, yah kembali lagi semua itu mempunyai nilai
tersendiri jika temen teman atau kawan kawin eh kawan maksudnya (maklum bujang)
juga melakukannya. oke next Sebelum berbicara lebih jauh tentang nilai dalam
tiap sudut pandang kehidupan manusia, terlebih dahulu disini saya coba jelaskan atau
mendefinisikan nilai agar tidak menimbulkan kesalah pahaman sejauh yang saya ketahui tentang arti dan maksud
daripada nilai secara umum.
“Nilai”
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Value” secara bahasa ia juga
berarti harga, harga akan sesuatu yang kita lihat atau kita rasakan dengan
panca indra, sebesar atau sekecil apapun ia bagi manusia ia tetap akan
dirasakan berproses dari panca indra kemudian di cerna oleh akal lalu
disimpulkan makna sesuatu tersebut,hal atau sebab apa yang membuat ia bernilai
sesuatu, misalnya seorang anak kecil, orang akan berpikir jikalau orang itu
bertubuh kecil suka bermain main, belum bisa membedakan mana itu hal yang baik
dan mana yang buruk, berbicara selalu terbuka dan apa adanya, polos dan masih mudah
untuk dibentuk kearah yang positif atau negatif, itulah yang disebut dengan
anak kecil.
Dalam
bahasa arab “Nilai” dikenal dengan istilah “Qiimatun” secara bahasa iapun juga sama
berarti nilai atau harga, jadi dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang bernilai
adalah sesuatu yang berharga dan sesuatu yang beraharga berarti sesuatu yang
memiliki makna. Nilai adalah sesuatu yang mempunyai makna atau arti tertentu
dalam diri seseorang dan oleh karena itu menarik bagi manusia dan memiliki arti
bagi orang yang bersangkutan.
Menurut
Jalaluddin Rummi nilai itu bersifat konstan,universal dan absolut, akan tetapi
menurutnya ada juga nilai yang secara konstan dapat mengalami perubahan, ia
juga menambahkan sambil mencontohkan bahwa suatu kejahatan tak ada yang
absolut. Karna tuhan tidak menciptakan kejahatan(I) hal ini ia nyatakan dalam
bait-baitnya berikut.
“Karena
itu tak ada kejahatan yang absolut didunia ini, kejahatan selalu relatif.
Ketahuilah wahai kawan. Racun
adalah kehidupan bagi ular, (Tetapi) itu merupakan kematian bagi
manusia. Laut
adalah taman bagi makhluk air sedang bagi makhluk daratan ia adalah kematian
dan siksaan.”
Dari bait bait diatas Rumi seperti yang ia
tulis mencoba menjelaskan bahwa nilai yang muncul dari manusia adalah sesuatu
yang dapat berubah ubah menurut waktu, tempat dan kondisi lingkungan yang
merasakan sesuatu itu sendiri, perbuatan atau laku disatu tempat boleh jadi
dikatakan suatu kejahatan tapi ditempat lain hal itu mungkin akan dikatakan
kebaikan, begitu pula dengan kebaikan disatu masa atau zaman ia merupakan hal
yang baik tetapi dikemudian hari atau dimasa masa selanjutnya boleh jadi ia
akan dikatakan sebuah tindak kejahatan, tak ada yang absolut semua relatif dan
seperti yang tertulis diatas menurut waktu dan kondisi lingkungan yang
melakukan dan menilainya.
Hal seperti itu terjadi karena
memang akal manusia akan terus berkembang dan terus mencari pengetahuan baru,
dan memang harus diakui bahwa manusia adalah makhluk yang ridak pernah puas
dengan apa yang ia dapat dan ketahui oleh karena itulah nilai yang muncul atau
yang datang dari manusia selalu berubah ubah dan tidak tetap.
Semongko saking kula
:D Alhaqqu min
rabbika
falatakuunanna minalmumtariin