Senin, 02 Februari 2015

Eksistensi Nilai

sebelum istirahat malam (kalo orang banten mah tilem atanpi sareh) kebiasaan saya pasti selalu berfikir tentang sesuatu. Entah itu tentang sawah-sawah yang mulai sulit mendapatkan air bersih (seluruh sungai di daerah tirtayasa pontang tanara sudah di cemari limbah) :'( , tentang bagaimana caranya saya bisa membeli mobil lamborghini :D atau tentang bisul tumbuh subur di hidung sya yang memang tak mancung hehehe babeh iwan lagi aja inimah, yah kembali lagi semua itu mempunyai nilai tersendiri jika temen teman atau kawan kawin eh kawan maksudnya (maklum bujang) juga melakukannya. oke next Sebelum berbicara lebih jauh tentang nilai dalam tiap sudut pandang kehidupan manusia, terlebih dahulu disini saya coba jelaskan atau mendefinisikan nilai agar tidak menimbulkan kesalah pahaman sejauh yang saya ketahui tentang arti dan maksud daripada nilai secara umum.

“Nilai” atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Value” secara bahasa ia juga berarti harga, harga akan sesuatu yang kita lihat atau kita rasakan dengan panca indra, sebesar atau sekecil apapun ia bagi manusia ia tetap akan dirasakan berproses dari panca indra kemudian di cerna oleh akal lalu disimpulkan makna sesuatu tersebut,hal atau sebab apa yang membuat ia bernilai sesuatu, misalnya seorang anak kecil, orang akan berpikir jikalau orang itu bertubuh kecil suka bermain main, belum bisa membedakan mana itu hal yang baik dan mana yang buruk, berbicara selalu terbuka dan apa adanya, polos dan masih mudah untuk dibentuk kearah yang positif atau negatif, itulah yang disebut dengan anak kecil.

Dalam bahasa arab “Nilai” dikenal dengan istilah “Qiimatun” secara bahasa iapun juga sama berarti nilai atau harga, jadi dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang bernilai adalah sesuatu yang berharga dan sesuatu yang beraharga berarti sesuatu yang memiliki makna. Nilai adalah sesuatu yang mempunyai makna atau arti tertentu dalam diri seseorang dan oleh karena itu menarik bagi manusia dan memiliki arti bagi orang yang bersangkutan.

Menurut Jalaluddin Rummi nilai itu bersifat konstan,universal dan absolut, akan tetapi menurutnya ada juga nilai yang secara konstan dapat mengalami perubahan, ia juga menambahkan sambil mencontohkan bahwa suatu kejahatan tak ada yang absolut. Karna tuhan tidak menciptakan kejahatan(I) hal ini ia nyatakan dalam bait-baitnya  berikut.

Karena itu tak ada kejahatan yang absolut didunia ini, kejahatan selalu relatif. Ketahuilah wahai kawan. Racun adalah kehidupan bagi ular, (Tetapi) itu merupakan kematian bagi manusia. Laut adalah taman bagi makhluk air sedang bagi makhluk daratan ia adalah kematian dan siksaan.”

Dari bait bait diatas Rumi seperti yang ia tulis mencoba menjelaskan bahwa nilai yang muncul dari manusia adalah sesuatu yang dapat berubah ubah menurut waktu, tempat dan kondisi lingkungan yang merasakan sesuatu itu sendiri, perbuatan atau laku disatu tempat boleh jadi dikatakan suatu kejahatan tapi ditempat lain hal itu mungkin akan dikatakan kebaikan, begitu pula dengan kebaikan disatu masa atau zaman ia merupakan hal yang baik tetapi dikemudian hari atau dimasa masa selanjutnya boleh jadi ia akan dikatakan sebuah tindak kejahatan, tak ada yang absolut semua relatif dan seperti yang tertulis diatas menurut waktu dan kondisi lingkungan yang melakukan dan menilainya.

Hal seperti itu terjadi karena memang akal manusia akan terus berkembang dan terus mencari pengetahuan baru, dan memang harus diakui bahwa manusia adalah makhluk yang ridak pernah puas dengan apa yang ia dapat dan ketahui oleh karena itulah nilai yang muncul atau yang datang dari manusia selalu berubah ubah dan tidak tetap.

Semongko saking kula :D Alhaqqu min rabbika falatakuunanna minalmumtariin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar